Beranda · Pertanian · Perikanan · Peternakan · Berita

Manfaat Humus dalam Tanah


Eksplorasi lahan pertanian yang sangat intensif dapat menurunkan kesuburan tanah oleh pengaruh erosi, pengolahan tanah yang berlebihan dan pupuk kimia terus menerus. Hal ini ditandai dengan telah terjadinya pelandaian kenaikan produksi dan penurunan efisiensi
(Dobermann and Fairhurst, 2000). Input berupa pupuk menjadi kurang efisien, sehingga untuk menghasilkan tiap satuan berat gabah diperlukan jumlah pupuk yang lebih besar. Di samping itu disinyalir pula bahwa tanah sebagai media pertumbuhan tanaman telah mengalami degradasi. Rendahnya kandungan bahan organik dan memburuknya sifat fisika, kimia dan biologi menyebabkan produktivitas tanah kurang optimal (Buckman and Brady, 1982). Pemberian pupuk NPK secara terus-menerus tanpa diimbangi pemakaian bahan organik menyebabkan ketidakseimbangan hara dalam tanah
Salah satu dampak dari ekplorasi lahan yang intensif adalah menurunnya kandungan C organik dalam tanah. C organik tanah ideal minimal adalah 2,5% dari bahan organik tanah (BOT). Lahan pertanian Indonesia C organik tanah kurang dari 2% dengan jumlah luas total mencapai sekitar 73%. Tanah dalam kondisi ini juga sering disebut sebagai tanah sakit atau lapar pupuk (Las dan Setyorini, 2010). Bahan organik mempunyai peranan penting di dalam tanah karena merupakan bagian biota baik flora maupun fauna dan mempunyai sifat yang khas dan berbeda dengan sifat komponen tanah lain. Bahan organik tanah menentukan sifat biologi, kimia dan fisika tanah yang pada akhirnya sangat menentukan daya dukung tanah terhadap tanaman dan komponen lingkungan lainnya (Mulyanto, 2004).
Menurut Fagi dan Las (1988) perombakan bahan organik oleh mikroba akan melepaskan hara yang terikat dalam senyawa kompleks menjadi tersedia terutama N, P, dan S. KPK bahan organik membuat higroskopis sehingga daya pegang air dari tanah akan bertambah karena penambahan bahan organik. Pemberian bahan organik bermanfaat untuk meningkatkan kandungan humus tanah, mengurangi pencemaran lingkungan, mengurangi pengurasan hara yang terangkut dalam bentuk panen dan erosi, dan memperbaiki kesuburan tanah.
Humus yang berasal dari bahan organik mempunyai luas permukaan dan kemampuan adsorpsi lebih besar dibandingkan lempung sehingga meningkatkan kemampuan mengikat air (Syukur, 2003). Menurut Syukur dan Indah (2006) asam organik pengkelat yang dihasilkan dari bahan organik (asam humat dan asam fulvat) membantu pergerakan hara menuju ke akar tanaman terutama unsur hara mikro. Pelapukan bahan organik menghasilkan asam-asam organik seperti asam humat dan fulvat yang bersifat polielektrolit. Kedua asam ini memegang peranan penting dalam pengikatan Al dan Fe sehingga P menjadi tersedia.
Asam humat bersama dengan lempung tanah bertanggung jawab atas sejumlah aktivitas kimia dalam tanah. Sifat kimia humat yang penting dan berhubungan dengan kemampuannya memperbaiki sifat fisik, kimia maupun biologi tanah adalah: 1) fraksi humat mengandung berbagai jenis gugus fungsional dengan nilai pKa yang berbeda-beda, sehingga reaktifitasnya tetap tinggi pada selang pH tanah yang lebar, 2) fraksi humat mempunyai muatan negatif yang berasal dari disosiasi ion H dari berbagai gugus fungsional, yang menyebabkan fraksi humat mempunyai KTK sangat tingggi. Dengan demikian fraksi humat mampu meningkatkan kemampuan tanah dalam mengikat, menjerap dan mempertukarkan kation, serta membentuk senyawa kompleks dengan logam berat dan lempung, 3) fraksi humat mempunyai kemampuan untuk mengubah konfirmasi struktur sebagai respon terhadap perubahan pH, pE, konsentrasi garam, dan 4) fraksi humat dapat meyediakan unsur hara seperti N, P, K dan S ke dalam tanah serta C sebagai sumber energi bagi mikrobia tanah (Stevenson, 1994)
Saat ini asam humat telah dimanfaatkan sebagai pelengkap pupuk yang dapat meningkatkan pemanfaatan pupuk dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Turan et al.(2011) melaporkan bahwa asam humat sebagai pelengkap pupuk dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung pada tanah dengan kadar garam tinggi (soil-salinity condition). Chen dan Aviad (1990), Varanini dan Pinton (1995) juga telah meneliti efek positif humat pada perkecambahan benih, pertumbuhan semai bibit, inisiasi dan pertumbuhan akar, perkembangan tunas dan pengambilan nutrisi makro dan mikro tanaman. Humat sebagi komponen utama bahan organik tanah mempunyai efek langsung dan tidak langsung pada pertumbuhan tanaman, Sangeetha et al., (2006) meliputi peningkatan sifat-sifat tanah seperti aggregasi, aerasi, permeabilitas, kapasitas menahan air, transport dan ketersediaan mikronutrien (Tan K.H., 2003).

Artikel keren lainnya:

Belum ada tanggapan untuk "Manfaat Humus dalam Tanah"

Post a Comment